Senin, 15 Maret 2010

Biji Kopi

Bicara soal biji kopi, sebenarnya Indonesia salah satu penghasil bijikopi nomor wahid di dunia ini. kemajuan dunia kopi di tanah air juga sangat heboh. Mulai banyak anak muda yang menggeluti dunia kopi dengan sangat serius. Pertanian kopi juga sudah cukup bagus dan terorganisasi dng cukup baik. Seperti Arabica Mandailing,Kalosi atau Robusta Jampit, Bali-EK dan masih buanyak lagi. Akan tetapi, saya juga tidak bisa menyatakan, bahwa kopi merek A yang terbaik. Atau kopi produksi negara X yang terbaik. Kopi sangat 'personal' bagi saya. Ada yang suka dark-roast. Ada yang suka light-roast. Ada yang suka esspresso. Ada yang suka di'tubruk' saja dengan air panas dll. Sehebat-hebatnya biji kopi yang sudah digoreng, kalau penyimpanannya sembarangan, pasti tidak akan lebih dari 3 minggu rusak. Apalagi Indonesia adalah negeri tropis. 'Mlempem' bahasa Jawanya. Seperti krupuk yang masuk angin. Juga mesin esspresso otomatis seperti Jura, terus terang saja tidakakan mampu menghasilkan kopi esspresso yang optimum, karena memang demikian adanya. Secara tehnis, mesin Jura tidak akan mampu mengimbangi mesin2 esspresso manual seperti yang anda dapati di kedai kopi professional. Tekanan yang diperlukan untuk ekstrasi kopi yang dihasilkan sangat berbeda.Sebagai informasi tambahan, Kopi Illy adalah salah satu kopi yang terbaik kwalitasnya di pasaran.
biji kopi yang enak itu relatif, tapi saya coba.. pertama kembali ke selera anda, jenis kopi ada dua; arabika dan robusta, karakteristiknya berbeda,
arabika memiliki kafein yang lebih rendah (makanya jarang ada yang nendang-contoh: illy - pure arabica) tapi punya aroma yang lebih wangi, beragam dan karakternya juga beragam, tergantung dari geografisnya, misal; kopi sumatra lebih earthy-bau tanah, sulawesi lebih full body, kopi amerika cenderung nutty dan mild, kopi afrika lebih asam (citrus) menyegarkan.
Robusta berkafein lebih banyak (makanya minum kapal api lebih melek daripada illy) punya karakter sangat terbatas : pahit... titik :) karena robusta pengolahannya cenderung banyak di kopi lokal, tidak banyak kopi impor menggunakan pure robusta dan image kopi di mata peminum kopi indonesia kopi=pahit, maka kita jarang menemukan variasi robusta.
naah, kalau bicara bikin kopi pakai mesin, cuma ada dua.. espresso machine dan drip coffee, jura adalah espresso machine automatic yang lumayan bagus, tapi kelemahan mesin otomatis adalah tidak optimal meng-ekstrak biji kopi umumnya espresso yang dihasilkan sangat watery (encer) dan tidak menghasilkan karakter biji kopi tersebut.
untuk mesin espresso manual (atau semi otomatis) memang lebih repot, banyak hal yang harus diperhatikan, freshnesh, grinding, tamping, time extraction, volume extraction. yang saya pernah coba dari bandung ; morning glory (www.mg-coffee.com) dan kopi aroma (yang terkenal itu...hehe bukan iklan) tapi illy adalah kopi favorit saya, ada beberapa aturan yg harus diperhatikan:
1 ekstraksi dengan mesin manual(atau semi otomatis) tentunya
2 grind cukup halus
3 takaran yg tepat (single shot)
4 tamping sesuai grinding..lalu untuk menghasilkan..
5 30 ml espresso dalam 30 detik
hasilnya cuantikkk bold, nendang, bulat dimulut, caramelly dan balanced.
tapi berbeda aturan untuk kopi starbucks.. 21 detik double shot 60ml, juga untuk kopi lainnya masing2 aturan sesuai rost-masternya
jadi proses ekstraksi kopi juga berpengaruh. (cara, mesin, etc)
tetapi saya tidak terlalu suka karena taste-nya menurut saya sendiri kurang nendang.
kalau anda mengharapkan kopi yang nendang, rasanya anda harus mempertimbangkan kopi yang punya campuran robustanya, seperti cofex, beberapa jenis lavaza, kopi lokal (blend lokal) mungkin bisa coba caswell (www.caswellscoffee.com)
dan kalau anda bisa setting mesin kopi anda, untuk mendapatkan kopi yang lebih kental, dengan waktu ekstraksi yang lebih lama
saya sendiri biasa beli kopi lokal yang menurut saya cantik, organik arabika dari wamena-papua.. "sari prima" mereknya.

2 komentar:

  1. Wah, dapet info detail gini dari mana nih? Cukup detail, untuk yang gak gemar kopi. :)

    BalasHapus