(Dicky Tinton)Menarik memang kalau kita membicarakan "presentation" dari makanan yang kita pesan. Presentation disini adalah cara penyajian. Bukan tata letak di serving dish. Ada rijstaffel. Ada Buffet. Ada juga Set Menu.
Set menu ini sebetulnya, CMIIMW, diwariskan dari tata cara makan kaum Tionghoa. Dimana mereka sudah disiapkan semuanya. Dikira-kira jumlah tamu ada berapa. Daya tahan makan masing-masing tamu seberapa kuat. Di hotel-hotel juga diterapkan metode ini. Kalau a'la carte pasti mahal, kalau buffet akan banyak yang terbuang.
Dalam tradisi Chinese terutama yang Hokian ada culture Set Menu dimana 10 orang ditaruh di satu meja dan menu makanan akan keluar satu per satu, kita biasanya bilangnya CIAK TO (tulisannya saya tulis sesuai dengan cara diucapkannya tapi nggak tahu apa ini benar atau salah cara penulisannya).
CIAK TO ini biasanya diadakan untuk acara kawinan terutama untuk
golongan orang mampu karena untuk menu set CIAK TO tersebut langsung dimasak di tempat pesta (yang memakan waktu yang lama sekali
penyajiannya wong baru mulai dimasak, model2 SLOW FOOD, istilah
sekarang). Makanan yang disajikan biasanya sekitar 10 macam, yang
jelas terdiri dari sayur, daging, haisom, jamur, longgan dsb yang
tapi saya sudah lupa urutannya. Saat ini budaya ini mulai berkurang karenanya mahalnya pesta model ini dan juga tidak adanya regenerasi para chef-nya. Mungkin ada yang bisa nambahin lagi tentang cerita CIAK TO ini dan background historynya.
Acara "ciak to" biasa disajikan dalam acara pernikahan keluarga Cina.
Biasanya juga untuk menunjukkan status dengan jumlah masakan yang disajikan secara berurutan. Kalau enam atau tujuh macam yang disajikan sudah termasuk bagus dan lengkap. Kalau acara "arisan piaw" biasanya hanya lima macam dan inipun sudah termasuk desert. Kalau sampai sepuluh macam, terlalu luar biasa dan juga terlalu banyak kecuali bagi yang kuat makan. Barangkali maximum sembilan masakan karena "sembilan" adalah angka spesial :).
Resepsi 'pan tok/ ciak tok (makan di meja)' sampai sekarang masih dilakonin untuk resepsi pernikahan etnis Chinese di kota Medan, apalagi biasanya di acara bahagia tersebut turut diundang pula para relasi bisnis.
Umumnya masyarakat Medan terutama etnis Chinese masih 'melihat hari' dalam menentukan hari pernikahan. Jadi pada hari baik bulan baik menurut penanggalan kalender Chinese, restoran-restoran yang menyajikan resepsi pernikahan ala 'ciak tok' udah fully book jauh hari, bahkan ada yang dari 1 tahun sebelumnya (lebih dahsyat dari booking Air Asia dan tanpa harga promo lagi).
Biasanya set yang dihidangkan terdiri dari 8 menu diawali appetizer santapan dingin,sup asparagus/ sirip ikan, main course ayam/ daging/ ikan, nasi/ mi/ bihun goreng dan dessert. Bagi yang belum terbiasa mungkin akan merasa 'ada yang kurang' karena set menu tersebut dihidangkan tanpa nasi putih! Nasi/ mi/ bihun goreng akan keluar di urutan akhir sebelum menu penutup dessert.
Senin, 15 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar